Study Case Museum Games

22 October 2019  •  Info Video   Online Class  

Dapatkan kamu ceritakan Creative Social Enterprise milikmu dalam satu kalimat?

Saya membangun  ruang publik yang membawa pengalaman bermain dan keajaiban yang menyatukan orang yang datang.

Apa yang menginspirasi kamu?

Awal jalur karier saya adalah bekerja di industri game. Jadi saya membuat Game Xbox dan Play Station. Ini adalah pekerjaan impian yang saya ingin dilakukan sejak kecil.
Dari pengalaman ini ternyata ini bukan posisi ideal ternyata tidak seindah bayangan. Memang ada sisi menyenangkan bekerja dengan tim berbakat dalam proyek besar. Itu hal ini sangat bagus tapi hal ini ternyata sangat melelahkan terutama dalam proses pekerjaan.
Salah satu tugas saya adalah untuk mempekerjakan orang untuk bekerja dalam tim kita dan menjadi sangat jelas kalau ternyata universitas yang mengajarkan mengenai industri game ternyata tidak mengajarkan skill yang tepat.

Jadi kita banyak mendapati anak bertitel game designer dari universitas-universitas tapi kita tetap tidak bisa berikan pekerjaan pada mereka.
Sehingga saya malah kembali  ke bidang akademis membuat  mata pelajaran dan jurusan ini saya menghabiskan 10 tahun melakukan ini.
Bekerja dengan industri untuk memajukan jurusan ini walau hal ini sangat menarik untuk dilakukan, kita bisa melakukan banyak hal menarik, bekerja untuk banyak perusahaan besar di seluruh dunia.
Jadi pada saat yang kita sebut “indie boom” sebuah priode yang membuka beragam kesempatan melalui platform, dan semua orang bisa membuat game untuk platform xbox, dan untuk platform baru iPhone kebetulan baru keluar waktu itu jadi saya mulai membuat game iPhone.

Jadi saya buat perusahaan dan buat game untuk teman saya, menarik untuk sementara, tapi marketplace kemudian penuh.
Ternyata ini bukan passion saya, passion saya ternyata adalah membuat pengalaman kolaboratif. Ketika masuk ke industri ini saya mau orang kumpul dan main game bersama.
Jadi ini yang saya lakukan; saya buat game untuk saya dan teman dan ternyata ini yang saya ingin lakukan sebagai pekerjaan.

Ini membawa saya untuk membuat sebuah perusahaan berempat. kami membuat game kolaborasi untuk 500 pemain! Game ini dimainkan untuk cinema; cinema 500 orang dengan pointer laser khusus untuk mengontrol layar. Ini berlanjut dan sukses.
Dan dari bekerja dalam ruang kolaborasi dengan orang-orang di ruang publik menggunakan teknologi dan sentuhan keajaiban ini membawa saya sedikit ke kerjasama dengan museum dan instituisi budaya.

Saya jadi sadar, mereka punya tempat; mereka punya castle, museum dan banyak lainnya. Saya berpikir untuk membuat game disana ada orang, karena ini adalah tempat umum.
Museum game dibuat 4 tahun lalu. Ini membawa saya kembali menjadi “seniman freelance”  membuat hal yang ingin saya buat dan saya jadi bisa habiskan waktu dengan keluarga. Keluarga saya masih kecil waktu itu.
Dan saya sangat ingin bisa habiskan waktu dengan mereka. Jadi saya saat transfer dari pekerjaan rutin ke pekerjaan freelance, saya punya lebih banyak waktu.

Saya rasa inspirasi adalah kombinasi beberapa hal; berusaha membuat hal-hal gila yang mau saya buat, dan menyadari bahwa kamu tak bisa hanya membuatnya dan juga mengenai keinginan pribadi untuk keluarga. Ini yang menginspirasi saya

Siapa target marketmu dan bagaimana menggapai mereka?

Jadi ada beragam aspek dalam bisnis saya. Beberapa diantaranya adalah bekerja dengan museum dan partner budaya, tempat seperti perpustakaan,  galeri dan kastil, tempat-tempat yang aneh untuk mereka, saya melengkapi tempat mereka dengan pengalaman high-end.
Disini kita menggunakan banyak teknologi; bekerja sama dengan seniman lain dengan budget yang baik.
Yang saya coba lakukan adalah saya mengambil pengalaman high-end yang saya buat ini dan jika memungkinkan menyaringnya dalam bentuk sederhana agar museum lain dapat menggunakan.
Jadi ada 2 sisi untuk membuat proyek besar, untuk museum besar — dan kemudian membuat workshop atau alat yang memungkinkan museum lebih kecil untuk menggunakan — materi tersebut dan membuat pengalaman versi mereka sendiri.

Jadi kami memiliki website untuk menampung ini semua : diymuseum.tech
didalamnya ada 7-8 tutorial yang bisa dilihat yang membantu museum kecil di UK/dunia untuk membuat pengalaman digital menarik untuk publik.
Bisa bisa berupa digital touch table, bisa berupa fiksi interaktif, atau berupa “babbling beasts”. Ini adalah branding

“Babbling Beasts” adalah audio tour guide, tapi ditempatkan pada mainan, dan keluarga dapat dengan mudah membawanya, didalamnya ada 2 jenis: escape game dan ada juga yang dalam bentuk audio.
Apa yang terjadi adalah ada manfaat dari 2 hal ini, museum yang lebih kecil di seluruh dunia menggunakannya membuatnya sendiri tanpa bantuan saya.
Beberapa membutuhkan bantuan biasanya melalui email dan yang lain mempekerjakan saya untuk melakukannya.

Mereka melihat hal kecil, membuat hal kecil, dan kemudian mereka mulai bertanya bagaimana membawa semua ini ke level yang lebih tinggi.
Jadi minta John (saya) terlibat lebih jauh.

Bagaimana kamu berkolaborasi dengan pihak lain untuk mencapai dampak sosial?

Tergantung proyeknya, bagaimana dampak sosial terjadi.

Ada himpunan sumber daya online, misalnya DIYmuseum.tech dimana siapapun di dunia dapat mengakses, dapat digunakan untuk membuat pengalaman high end sendiri.

Saya sangat senang mendapat email dan foto dari New Zealand, Afrika, Amerika, Skotlandia.
Orang menemukan sumber informasi ini dan membuat solusi sendiri, ada foto anak-anak menggunakan teknologinya, sangat menyenangkan, hal ini tersebar secara natural.
Di sisi lain, ini juga cara menarik buat saya mempromosikan diri dan hasil pekerjaan saya yang umumnya terjadi jika orang memiliki pertanyaan tentang hal itu.
Jawaban biasanya kami berikan secara pribadi dalam email dan berdasarkan hasilnya, ini saya tambahkan ke tutorial jadi ini membuat saya lebih mudah. Karena tidak harus menjawab semua pertanyaan.
Jadi ini sumber pengetahuan yang secara natural bertambah dan biasanya ketika kita update, banyak juga yang minta untuk ditambahkan hal lain — jika memungkinkan biasanya akan ditambah.

Biasanya saya juga mencari pekerjaan berbayar yang biasanya akan saya masukkan dalam cara yang sama misal, ada  orang mengatakan dapatkah Anda kembangkan aplikasi atau tutorial dikembangkan seperti ini.
Orang kemudian datang kepada saya dan meminta saya untuk melakukan hal-hal ini.
Yang saya katakan ‘ini adalah hal-hal yang ingin saya lakukan, apakah sesuai dengan yang Ada mau?’ Jadi saya berusaha menggabungkan 2 hal ini. Jadi dampak sosialnya terjadi disana.

Kemudian ada beberapa tipe pekerjaan game, ada beberapa tipe, salah satuya adalah Madness Project — isu yang relevan di BOM.
Ini adalah sebuah teater immersive yang dibuat oleh saya dan Katie Day, fellow dari BOM proyeknya dalam masa pembuatan dalam beberapa tahun terakhir dan sekarang mulai berkembang.
Sekarang ada aktor, produser, stage manager, sebuah tim yang membantu kami saat ini. |
Project seperti Madness Project akan menyentuh banyak orang, mereka yang akan menonton pertunjukan mereka akan nonton di Birmingham, London, dan ketika tur di kota lain.

Dan ini juga merupakan sebuah proyek seni, bagian saya dan Katie adalah untuk mempromosikannya, kami sudah memberikan konferensi pers, menjelaskan proses cara orang bisa membuatnya. Kami juga akan membuat 2 hari workshop. Ini akan berisi bagaimana membuat immersive teater ditujukan untuk pembuat game, seniman, mereka yang baru lulus universitas dan juga mereka yang berada di industri yang tidak terbiasa dengan jenis workshop ini.

Kami akan menghabiskan 2 hari dengan mereka, memberitahukan rahasia, teknologi, cara membuat game, unsur teater, dan mereka dapat menggunakan hal ini.
Idenya adalah selama 2 hari, mereka bisa membuat pengalaman immersive teater sendiri dan mudah-mudahan hal ini dapat mulai menyebar.
Di sekitar Birmingham ada 30-40 orang yang jago membuat immersive teater, mungkin bisa membuat adegan baru, siapa tahu?

Yang jelas, yang kita kedepankan adalah sharing, dan ini merupakan pelajaran berharga. Bila kamu bekerja diantara komunitas “maker” kamu akan belajar banyak hal. Saya sangat senang bisa berkontribusi dalam hal ini karena saya sendiri belajar banyak dari orang-orang yang datang.
Sumber bisa dari online, youtube, dan website-website, jika banyak orang berkontribusi balik membuat konten. Ini akan sangat baik.

Apa yang menjadi tantangan terberat kamu?

Saya rasa tantangan paling besar di awal biasanya adalah rasa takut karena rasanya menakutkan memulai sendiri sebagai seniman, sebagai entrepreneur. Terutama saya, yang ada pada titik dimana saya baru berkeluarga, punya anak kecil, jadi sangat menakutkan kalau, saya harus meninggalkan pekerjaan tetap dan malah melakukan sesuatu yang agak gila, seperti membuat teater immersive di tempat parkir misalnya, idenya bagus buat 4 tahun lalu dan saya sangat beruntung masih bisa melakukannya dan saya serta keluarga ternyata menemukan keseimbangan.
Jadi selama keseimbangannya ada saya akan tetap berada di rute yang sama jadi menurut saya, rasa takut adalah hal utama, mencoba melakukannya sendiri sangat menakutkan.


Saya sangat beruntung bisa menemukan BOM saat masa-masa awal bisnis saya buat saya BOM membuka jalan disaat yang tepat, ketika saya baru mau memulai menjadi seniman.
Orang-orang dari BOM, terutama Karen banyak membantu saya dan ini adalah pengalaman yang tak ternilai terutama pada saat itu.

Dan saya sangat beruntung dapat tetap menjadi fellow BOM dalam 3-4 tahun belakangan ini punya dukungan, punya tempat yang dituju kalau butuh, punya support network , ini juga membawa saya ke pekerjaan lain.
Jadi menemukan komunitas, dimana kamu bisa bekerja sama mendukung kamu, dan kamu juga bisa memberikan dukungan buat mereka.

Ini sangat berharga, karena sekali lagi, sangat menakutkan harus memulai sendiri. Masalah lain yang saya miliki saat ini adalah bagaimana menyeimbangan beban pekerjaan karena kamu harus punya cukup uang untuk bertahan kamu tidak mau menolak pekerjaan karena ini akan menempatkan kamu di posisi orang mungkin akan mencoret kamu dari daftar.
Kalau kamu bilang “saya tidak bisa melakukan ini” mereka akan berpendapat “oh John sibuk”   jangan diganggu.
Atau “oh dia bukan orang yang tepat untuk proyek ini” jadi kamu biasanya mau bilang iya pada semua orang.
Tapi pada saat yang sama., semua orang yang pernah menjadi freelancer, biasanya punya metode “puasa dan makan banyak”

Jadi ada masanya dimana biasanya tidak mau ambil banyak pekerjaan,  ada banyak tawaran datang tapi di masa lain biasanya waktunya lebih lowong, banyak waktu luang. Sebenarnya membuat tutorial dan workshop saya melakukannya pada saat saya dalam masa tidak terlalu padat jadi ketika saya punya “downtime”.
Saya mengerjakan aspek lain dalam bisnis, saya bisa membuat lebih banyak tutorial.
Jika saya mengambil banyak pekerjaan di awal tahun dan membahasnya nanti ketika pekerjaan sedang sepi. Masuk akal buat saya jadi saya tidak pernah tidak memanfaatkan waktu saya.

Pekerjaan saya biasanya mengisi “jarak” antar pekerjaan yang ada selalu ada hal yang bisa dilakukan. Ada jumlah pekerjaan tertentu yang harus dilakukan tiap tahunnya agar saya dan keluarga bisa bertahan hidup dan selama saya bisa mendapat jumlah pekerjaan itu waktu lain, dapat saya pergunakan untuk hal-hal kreatif.
Jadi masalah lain adalah soal menyeimbangkan antara pekerjaan bayaran baik dengan dengan hal-hal kreatif lain yang tidak terlalu menghasilkan secara finansial biasanya ini sangat susah.
Ada banyak perusahaan yang bekerja dengan saya, yang tidak punya banyak dana dan kalau saya hanya bekerja dengan mereka, saya tidak bisa melanjutkan hal ini, saya tidak mungkin bisa bertahan hidup.

Di sisi lain, saya bukan tipe orang yang bisa melakukan banyak pekerjaan korporasi. Beberapa menyenangkan untuk dikerjakan tapi setengahnya biasanya tidak terlalu menyenangkan.
Jadi biasanya harus pandai cari keseimbangannya.
Jadi tantangannya adalah bagaimana memberikan harga yang berbeda untuk orang yang berbeda dan membuatnya berjalan lancar.
Di dunia ideal,  kamu mau tagih harga maksimal untuk mereka yang bisa bayar, untuk mereka yang budgetnya lebih kecil biasanya kita akan memberikan tagihan lebih kecil.
Saya masih belajar juga dalam hal ini.

Saya tidak mau membebani siapapun, terutama kalau perusahaan mereka masih kecil dan disaat yang sama, saya mau ada proses subsidi juga dari korporasi besar untuk membiayai korporasi kecil jadi tetap pekerjaan korporasi besar punya prioritas dibanding pekerjaan keren yang kecil-kecil.
Sejauh ini, metode ini bekerja dengan baik untuk saya.

Dukungan finansial apa yang kamu butuhkan saat mendirikan bisnismu? Darimana dan bagaimana kamu mendapatkannya?

Dukungan finansial saya datang dari tabungan, saya tidak punya banyak uang tapi saya punya cukup uang untuk memulai ini semua untuk bertahan 3 bulan.
Tujuan saya adalah untuk tidak menambah biaya karena semua dilakukan digital. Ada laptop, ada tempat bekerja jadi tidak harus ada tempat khusus untuk dijadikan kantor.
Sementara di perusahaan sebelumnya, saya merasa perlu ada tempat untuk bekerja. Pertama perlu menyewa bangunan setelah itu ternyata dana keluar banyak sekali dan tekanannya sangat tinggi.
Jadi walau saya tidak punya uang banyak diawal, saya juga tidak punya banyak biaya jadi saya hanya punya 1 proyek untuk 3 bulan pertama.

Saya punya tabungan dan BOM yang membantu support dan itu saatnya saya mulai, melompat ke dalam sesuatu yang tidak saya ketahui sebelumnya dan berharap yang terbaik, dan saya masih disini.

Berapa banyak orang yang bisa mendapatkan manfaat dari bisnis kamu?

llmu yang saya bagikan dalam konfrensi ini bisanya bisa jangkau audience sebesar 20-30 orang sampai ratusan. Ini ketika saya share pengetahuan. Saya jadi pembicara dan berikan workshop beberapa kali dalam setahun dan ini membawa saya ke museum lain, seniman lain dalam beberapa saya sangat terlibat dan ditambah dengan website, dan juga dengan tutorial yang diberikan gratis yang membantu banyak orang diseluruh dunia.

Sejujurnya saya tidak punya angkanya berapa banyak orang yang menggunakan semua materi online tersebut sangat sulit karena saya tahu 20-30 tempat yang menggunakan tutorial tersebut.
Mereka menggunakannya embeded ke dalam institusi pendidkan dan mereka membuka kelas gratis, jadi bagaimana menghitungnya.

Kemudian ada pekerjaan lain, misalnya Moment of Madness yang punya jumlah orang yang akan melihat proyek ini dan saya tahu banyak orang dari industri yang juga ingin melihat karena karya ini berbeda dari yang lain diharapkan mereka jadi mau memulai sesuatu yang berbeda juga.

Mengetahui apa yang kamu tahu sekarang, nasihat apa yang akan kamu berikan kepada diri muda kamu?

Semuanya akan baik, jadi lakukan saja.

Banyak orang lebih muda dari saya dan saya ternyata bisa sukses seperti sekarang. Mungkin ini adalah soal generasi. Untuk berjalan sendiri sebagai seorang freelancer sangat menakutkan.

Saya bertemu dengan banyak orang di usia 20an yang melakukan ini. Saya merasa saya belum siap saat di usia itu. Saya punya beberapa perusahaan di akhir 20an, awal 30an jadi, coba saja, dan lihat hasilnya.

Biasanya kita akan temukan caranya kamu mencoba, membuat relasi, saling membantu dan biasanya hasilnya akan baik.

Sekarang bisakah kamu berikan 1 menit elevator pitch?

Museum games adalah membuat pengalaman menggunakan cara bermain dan ajaib yang dilakukan di ruang publik  dan berusaha untuk membawa orang dalam satu tempat yang sama.
Yang saya sukai dari game adalah kemampuan membawa orang dalam satu tempat memberikan pengalaman unik yang tak dapat ditemui di tempat lain. Menyatukan keluarga dan teman dalam tempat yang sama, kita mencoba untuk menciptakan memori bersama.