Study Case Art Hotel
Apakah kamu bisa menjelaskan creative social enterprise milikimu dalam satu kalimat?
Saya (Amahra Spence) pendiri dari MAIA dan MAIA adalah organisasi seni yang diciptakan dengan premis untuk mencari tahu cara-cara bagaimana kita bisa sustain dalam industri kreatif.
Apa yang menjadi inspirasimu (untuk mendirikan ini)?
Saya seorang seniman. Saya telah mempraktekkan seni bertahun-tahun dan sadar bahwa tantangan dan hambatan yang saya alami ketka saya menggeluti karir saya
ternyata cukup relevan dan mirip seperti yang dihadapi seniman lain, lalu saya ingin cari tahu ke masalah-masalah infrastruktur yang lebih dalam yang mempengaruhi para seniman yang tinggal dan bekerja di Birmingham.
Dan kemudian saat bicara di lingkungan yang lebih luas, mereka juga bicara tentang geografi, ras, kelas sosial
Lalu kami coba membantu bagaimana sebagai seniman, kami merespon issue issue yang terjadi di sekeliling kami.
Siapa target market kamu dan bagaimana kamu menjangkaunya?
Kami bekerjasama dengan seniman di sektor budaya dan sektor sosial.
Kami perlu membuat sebuah solusi design untuk beberapa masalah di navigasi kota
Cara kami melakukannya adalah sebenarnya organisasi-organisasi budaya yang datang kepada kami.
Mereka mengerti nilai yang diciptakan oleh komunitas-komunitas yang bekerja sama dengan kami dan ingin terlibat didalamnya.
Saya ingin mendekatinya kesitu.
Intinya adalah tentang visi yang luas tentang sebuah kota sehat yang maju.
Lalu, beberapa partner datang kepada kami dan bilang project kami menarik perhatian mereka dan kami ingin mendalaminya dengan seniman-seniman.
Bagaimana kamu berkolaborasi dengan pihak lain untuk menghasilkan social impact?
Kolaborasi tentu saja mutlak diperlukan dalam cara kami bekerja karena kami bicara tentang mengubah sistem dan harus dipahami bahwa semua sistem yang kami coba ubah juga adalah mengubah saling ketergantungan kami.
Sehingga mereka membutuhkan solusi yang sangat lengkap. Jadi bekerja yang berhubungan ruang kebijakan sosial atau transformasi sosial, itu membutuhkan banyak pihak/partner yang berbeda dan juga membutuhkan ‘pemain-pemain’ berbeda di bagiannya yang mana
Jika kami melakukannya sendiri, kami tidak bisa.
Itu kembali ke misi utama yaitu menginginkan komunitas yang lebih mapan, ekosistem yang lebih maju dimana seniman-seniman bisa memiliki peran lebih.
Kami tidak akan bisa melakukan itu tanpa stakeholder, pemberi dana, komunitas, seniman dan semua bagian dari network.
Apa Art Hotel itu sendiri?
Ketika kami pertama kali mendirikan MAIA, kami masih mereka-reka dan mencari tahu, bagaimana cara men-sustain bisnis creative industri.
Pada waktu itu kami fokus mencari di level business skills dan PR dan memahami bahwa hal-hal tersebut memiliki peran penting.
Lalu kami membuat sebuah rangkaian modul dan workshop dimana kami mencari praktisi profesional dengan ‘enterprise skill’.
Tapi kemudian saat mulai, saya sadar bahwa itu tidak menjawab akar masalah yang dihadapi para seniman.
Dalam hal bagaimana mereka menavigasi karir mereka atau mengembangkan praktik mereka.
Sedangkan sudah sangat banyak project pengembangan seniman yang sudah berjalan di area ini,
dan kami tidak perlu membuat sesuatu yang sudah ada.
Jadi, begitu kami sudah mengetahui isu infrastruktur yang lebih dalam yang mempengaruhi bagaimana orang pada umumnya hidup dan bekerja, kami mulai menemukan bahwa ada persamaan-persamaan
di pengalaman masyarakat dan seniman-seniman dan hal-hal yang ada di sekitar kita.
(Contohnya) Dimana saya tinggal itu mempengaruhi kemampuan saya sebagai seniman, atau dimana saya berlatih atau dimana saya sekolah
mempengaruhi kemampuan saya sebagai seniman, juga termasuk ras, kelas sosial, atau status ekonomi sosial saya
adalah yang mempengaruhi titik awal saat saya mendalami seni, jadi saat kami mulai memahami pusat permasalahan infrastruktur.
Kami kemudian mencoba melihat apa artinya untuk para seniman untuk redesign dan reimagine , dan apa yang sekiranya solusi untuk itu
Jadi kami melakukan sebuah perjalanan ini, dan MAIA sebagai touring artist juga bertanya pertanyaan yang sama
Saya sadar mungkin ada sebuah kesempatan untuk menciptakan sesuatu yang bisa jadi pusat dari model regenerative ini
Maksudnya , apakah akan berarti jika ‘touring artists’ ini mendesain sebuah hotel yang dipimpin oleh seniman-seniman,
yang dirancang untuk kebutuhan para seniman namun juga terbuka untuk publik umum?
Business model yang seperti apa yang menginvestasi kembali ke orang-orang kreatif dan pada saat yang sama masih beroperasi seperti layaknya hotel pada umumnya?
Tapi juga orang-orang paham bagaimana hotel beroperasi meskipun mereka paham nilai seni atau tidak.
Itu seperti bermain dengan dua sisi atau bisa dikatakan seperti ruang seni dan ruang publik disaat situasi sekarang kita juga kehilangan ruang publik, community center, perpustakaan umum
Bagaimana kita menginginkan sebuah ruang publik di masa depan. Dari situ ide hotel muncul.
Apa yang menjadi tantangan terberat kamu?
Tantangan terberat saat kami harus mendirikan hotel kami adalah
saat berhubungan dengan developer. Karena kota ini juga tengah membangun dirinya, dan pertumbuhannya sangat cepat sehingga mendapatkan developer menjadi sangat kompetitif.
dan itu menjadi sulit untuk mencari kerjasama dengan developer-developer.
Apalagi mendapatkan developer/pengembang yang benar-benar tertarik mengembangkan lingkungan ini dalam jangka panjang,
dan tertarik untuk melihat lingkungan ini berkembang dan maju adalah bagian yang menjadi tantangan tersendiri.
Ada juga kesulitan lainnya yang kami alami saat kami mengerjakan bisnis ini dan ingin segera beralih dari masalah itu secara efisien.
Sementara ada komunitas besar yang berkembang yang ingin melihat project ini selesai
Jadi negosiasi, membuat timeline, dan mengelola ekspektasi terjadi sementara banyak orang ingin terlibat dan memiliki peran di creative vision ini.
Yang mana tentu saja kami ingin bekerjasama dengan orang-orang ini,
Namun melihat waktu dan mengetahui bagaimana menavigasi project ini,
menjadi sangat sulit namun kami sedang mengatasinya sekarang.
Dan harapannya memiliki kerjasama dengan developer yang bergerak maju.
Jadi, intinya bagaimana mengelola dan menjalankan rencana saat ini.
Dukungan finansial seperti apa yang kamu butuhkan untuk memulai bisnis kamu? Darimana dan bagaimana kamu mendapatkannya?
Kami sangat beruntung dalam fase ‘research and development’
Dan mendapatkan bantuan dana dari ‘grant makers’ dan independen foundations (yayasan independen)
Hal itu sangat membantu kami untuk mengkatalisis project dan melakukan semua penelitian yang dibutuhkan dan menyatukannya dalam rencana-rencana arsitektur.
Dan untuk segera memulai campaign marketing project ini.
Kedepan project ini akan membutuhkan campuran investasi swasta dalam pendanaan untuk mendukung modal project.
Namun menuju kesana, kami telah merancang Art Hotel sehingga project ini menjadi model mandiri dan tidak tergantung pada pendanaan.
Hal itu menjadi sangat penting bagi kami sebagai organisasi seni dan memahami landscape.
Kami tahu kami tidak bisa mengandalkan pada pendanaan. Jadi ide untuk model ekonomi campuran yaitu memiliki hotel yang sustainable tapi juga bisa memiliki surplus yang bisa diinvestasikan kembali ke seniman-seniman lokal dan project-project komunitas lokal.
Hal itu menjadi bagian penting dari rencana bisnis kami.
So, ke depan, kami akan mencoba melakukan gabungan dari hal-hal tersebut seperti juga mereka sudah mencoba crowdfunding campaign untuk support.
Berapa banyak orang yang mendapat manfaat dari project kamu?
MAIA telah beroperasi selama lebih dari 6 tahun dan dalam kurun waktu itu, kami telah bekerjasama dengan lebih dari 2000 seniman dan creators juga praktisis, dan itu sesuatu dimana kami ingin terus lihat dan tumbuh tapi juga terutama yang berhubungan dengan hotel kami.
(Orang yang mendapat manfaat) Sangat sulit untuk diukur karena kami berinvestasi di perubahan sistem
Jadi, sebenarnya lebih kepada siapa saja yang kami ingin bekerjasama yaitu para komunitas lokal, seniman-seniman lokal
yang kemungkinan merasa termarginalisasi dengan institusi yang sudah berdiri di area ini,
Atau mereka yang pernah termarginalisasi entah karena asal-usul di kota,
Atau karena ras mereka, atau karena gender ataupun akses fisik.
Kami ingin memastikan bahwa apa yang kami kerjakan terus mendukung orang-orang itu
Meskipun masyarakt ingin mengakui hal itu sebagai nilai atau tidak.
Kenapa hal itu sulit untuk diukur juga karena berdasarkan kebutuhan dari komunitas yang selama ini kurang terlayani.
Namun telah ada sistem yang dirancang untuk membuat orang-orang itu terlayani.
Jadi, hotel ini bagi kami adalah sebuah cara untuk mencari tahu infrastruktur fisik seperti apa yang bisa menjawab masalah-masalah itu
dan bagi kami ini mengenai menjaga hubungan dengan orang-orang yang merasa kurang terlayani.
Mengetahui apa yang kamu tahu sekarang ini, nasihat apa yang kamu berikan kepada sosok pribadi muda kamu?
Tahu apa yang saya tahu sekarang saya mungkin akan menasehati diri muda saya untuk punya waktu tidur lebih banyak.
Bisakah kamu praktekkan elevator pitch satu menit versimu?
MAIA adalah organisasi seni yang berfokus pada investasi dalam gagasan bahwa masyarakat, seniman-seniman dan tempat tempat harus lebih kreatif dan kami akan cari tahu itu melalui Infrastruktur fisik, nilai dalam kebutuhan untuk ruang pertemuan dan ruang publik.
Investasi dan mencari alternatif model investasi untuk seniman-seniman dan komunitas-komunitas.
Dan melalui pendekatan yang berbasis tempat dan salah satu alat yang ada
Salah satu mekanisme yang kami gunakan untuk cari tahu bagaimana hal itu bisa dilakukan dalam praktek adalah
The Art Hotel dan dengan Art Hotel, apa yang kami rancang adalah hotel yang dipimpin dan dibayangkan oleh seniman
Sebagai cara untuk mengakomodasi para ‘touring artists network’ tapi juga turis budaya yang lebih luas
Dan orang-orang yang ingin dekat dengan seni atau budaya dan menggunakannya sebagai cara untuk explore pandangan berbeda dari kota Birmingham.
Lebih dari itu, kami ingin membuat model investasi ulang yang menggunakan surplus untuk regenerasi dan berinvestasi kembali ke masyarakat lokal.